Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra memastikan bakal melibatkan karyawan dalam mengambil kebijakan strategis perusahaan. Misalnya untuk menekan biaya pegawai.
“Kita sebaiknya tidak menggunakan ini sebagai alasan melakukan upaya bumi hangus terhadap karyawan. Karena karyawan adalah aset yang kami ingin kita melewati proses ini bersama sebaik-baiknya,” ujar Irfan dalam konferensi pers, Senin, 20 Desember 2021.
Irfan mengatakan sejak Januari 2020 hingga November 2021 perusahaannya telah menurunkan jumlah pegawai sebesar 30,56 persen. “Dari 7.891 pegawai menjadi 5.400-an pegawai,” ujarnya.
Ia mengklaim pengurangan pegawai itu dilakukan dengan cara santun dan tetap taat terhadap peraturan yang berlaku. Di sisi lain, ia mengatakan kebijakan menekan jumlah pegawai juga tetap dilakukan dengan adanya empati terhadap para karyawan.
Seiring dengan pemangkasan jumlah pegawai, Irfan mengatakan biaya pegawai juga terus ditekan. Ia mengatakan biaya itu kini turun dari US$ 16 juta per bulan di Januari 2020 menjadi US$ 6 juta per bulan di Oktober 2021.
Irfan mengatakan kebijakan itu adalah proses yang harus dilakukan dengan melibatkan para pegawai. “Kita tidak bisa main lakukan pemotongan seperti yang dilakukan banyak perusahaan,” ucapnya.
Menurut Irfan, selain melakukan pemangkasan jumlah pegawai, perseroan juga melakukan pemotongan gaji untuk segala posisi termasuk direksi dan komisaris. Perusahaan pun mengurangi jumlah pilot dan memberlakukan periode kerja bergilir.
“Jadi ketika tidak terbang di bulan tersebut kami tidak melakukan pembayaran gaji. Ini kembali lagi berdasarkan kesepakatan bersama yang terbaik demi kepentingan perusahaan dan pegawai,” tutur Irfan.
Garuda, tutur dia, memilih untuk melakukan pendekatan persuasif dan mengajak karyawan untuk terlibat. Hal itu lah yang diyakini membuat biaya operasi bisa turun.